Ada tiga amalan yang jika kita kerjakan pahalanya akan terus menerus mengalir kepada yan
g mengerjakannya meskipun mereka telah meninggal dunia, yaitu: 1) ilmu yang bermanfaat, 2) doa anak shaleh, 3) amal jariyah. Ini sesui dengan hadist riwayat Muslim yang bunyinya:”Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang berdoa kepadanya.”
g mengerjakannya meskipun mereka telah meninggal dunia, yaitu: 1) ilmu yang bermanfaat, 2) doa anak shaleh, 3) amal jariyah. Ini sesui dengan hadist riwayat Muslim yang bunyinya:”Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang berdoa kepadanya.”
1) Ilmu yang Bermanfaat. Ilmu yang bagaimana? Bukankah jika kita ingin selamat baik di dunia maupun di akhirat, kita harus berilmu? Tanpa ilmu maka sia-sialah ibadah kita. Nah, ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu yang dapat menyelamatkan diri kita dan keluarga kita serta masyarakat dari kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Ilmu dalam kajian Islam tidak terpisahkan antara dunia dan akhirat. Dunia adalah ladang untuk bekal hidup di akhirat. Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan ilmu disini adalah ilmu yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadist. Dari sini dapat diturunkan dan dikembangkan berbagai ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu yang berkaitan dengan akhirat. Nah, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diturunkan kepada orang lain karena Allah semata. Dengan ilmu itu baik diri sendiri, keluarga dan orang lain dapat hidup sejahtera baik di dunia maupun di akhirat. Selama ilmu tersebut digunakan oleh orang lain, maka selama itu pula orang yang memberi ilmu itu mendapat pahala. Jika orang yang diberi ilmu itu menurunkan pula kepada orang lain dan orang tersebut mengamalkannya maka pahala masih terus mengalir. Selama ilmu itu dimanfaatkan terus maka pahala akan mengalir terus. Oleh sebab itu, bagi para guru, dosen dan siapa saja yang memberikan ilmu karena Allah semata, Insya Allah pahala akan terus mengalir meskipun anda telah lama menghuni alam barzah. Anda dapat menurunkan ilmu anda baik melalui buku, artikel, mengajar, diskusi, seminar, contoh-contoh nyata dan lain sebagainya. Agar ilmu yang kita turunkan mendapat pahala dari Allah, maka kita niatkan karena Allah semata, bukan karena ingin popularitas, bukan karena ingin dipuji dll.
Siapakah yang dimaksud dengan anak? Pertanyaan ini sering muncul dalam pembahasan anak sholeh. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan anak yang anak kandung. Sebagian lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan anak adalah anak kandung, anak tiri, anak angkat dan anak anak sepersusuan. Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan anak adalah kaum muslimin. Pendapat ini didasarkan bahwa tidak semua orang mempunyai anak seperti yang disebutkan di atas. Sebab banyak orang muslim yang meninggal tanpa anak, meninggal masih gadis atau bujang. Lalu apakah mereka tidak mendapatkan kesempatan dari doa anak sholeh?
Lepas dari perbedaan pendapat tentang siapakah yang dimaksud dengan anak dalam hadist, namun ada kesepakatan bahwa doa itu akan sampai kepada mereka yang meninggal jika mereka yang telah meninggal semasa hidupnya menegakkan sholat lima waktu. Sholat diibaratkan sebagai sinyal pada HP. Kiriman doa anak sholeh akan mantul dan tidak sampai karena tidak ada sinyal. Yang berperan sebagai sinyal adalah sholat. Kita semua tahu bahwa yang pertama kali dihisab nanti di akhirat adalah sholat. Jika sholatnya baik maka amalan lainnya dinilai baik dan sebaliknya. Ini sesuai dengan fungsi sholat yang akan mencegah seseorang untuk berbuat keji dan mungkar. Inilah kualitas sholat yang diharapkan dapat digapai oleh setiap orang muslim.
Jadi, mari kita perbaiki sholat kita agar kita selamat baik di dunia maupun di akhirat nanti, Insya Allah.
Sedekah jariyah dapat didefinisikan sebagai amalan atau sedekah yang terus menerus dapat dimanfaatkan oleh orang lain meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Ini yang menyebabkan sedekah jariyah tidak terputus pahalanya, yaitu dikarenakan terus menerus dimanfaatkan oleh orang lain. Jika mengacu kepada hal ini, maka jika sedekah tersebut tidak lagi dimanfaatkan, dibongkar atau yang sejenis maka pahalanya juga akan terputus.
Menurut Imam al-Suyuti (911 H) ada 10 amal yang pahalanya terus menerus mengalir, yaitu: 1) ilmu yang bermanfaat, 2) doa anak sholeh, 3) sedekah jariyah (wakaf), 4) menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan, 5) mewakafkan buku, kitab atau Al Qur’an, 6) berjuang dan membela tanah air, 7) membuat sumur, 8) membuat irigasi, 9) membangun tempat penginapan bagi para musafir, 10) membangun tempat ibadah dan belajar.
Ada pertanyaan yang mengelitik: “Wah kalau begitu enak yang hidup duluan jika dibandingkan yang kemudian misalnya baru beramal jariyah menjelang kiamat.” Apa betul demikian? Kita jangan terjebak pada perhitungan ala manusia yang terbatas kemampuannya. Cara perhitungan Allah pasti jauh berbeda dengan manusia. Tentu saja cara perhitungan yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Kita harus yakin akan kemahaadilan Allah. Kita berusaha beramal sholeh karena Allah jauh dari riya’ dan keputusannya kita serahkan kepada Allah yang Maha Adil. Kita jangan khawatir, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan ibadah yang ikhlas dari makhluk-makhluk-Nya.
semoga bermanfaat kawan ...
ref : http://uripsantoso.wordpress.com/
ref : http://uripsantoso.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar